Melati
“Di sini nggak boleh baca buku selain pelajaran, Kak!” Sungguh gua kaget. Juga sedikit sesak yang tiba-tiba muncul bersarang di dada. Entah kenapa, begitu menaruh hati pada mereka. Beruntungnya gua bisa belajar bareng dengan anak-anak tsanawiyah itu. Meski nggak sering, tapi cukuplah untuk dibilang teratur. Kita sharing-sharing tentang buku bacaan yang bagus, cara menulis yang baik, manfaat membaca dan menulis, juga tentang cerita orang-orang hebat yang menjadikan pena dan kertas adalah teman hidup. Mereka senang-senang aja mendapat hal baru, sedikit menepi dari kesumpekan monoton kegiatan pondok. Jangan tanya gua, senyum mereka dan wajah polos saat bertanya adalah arti bahasa yang sederhana. Tentu sama harus dikerahkan, dicoba untuk semua unsur belajar; membaca, menulis, mendengar, berbicara. Bukankah seperti ucap dosen Studi Indonesia yang rajin itu? Membaca, menyampaikan materi dengan menulisnya di papan tulis putih besar kelas itu dengan bahasa sesederhana mungkin. Biarka...