Kardus

“Udah, kamu di rumah aja!”

Pulang adalah berat. Satu sisi kita senang karena bisa kembali ke habitat dan kembali bertemu dengan orang tercinta. Tapi, di satu sisi, banyak hal yang membuat kita belum siap. Kita merasa belum cukup.

Ditambah lagi, orang tua dengan segala background intitusi seolah tak mnedukung usaha juang ini. Hal yang dikejar-kejar susah payah mati-matian perlahan pupus. Kita sedang tersiuk-siuk memanjat pada tiang harapan, tapi orang tua malah perlahan memberi minyak pada tiang itu. Kita tanpa pendukung.

Banyak hal yang membuat kita untuk bertahan. Segala hal yang mengikat, sulit rasanya untuk melepas. Apalagi harus benar-benar melupakan. Tunjuk arah masa depan orang tua, malah mengacak-acak jalan bayang-bayang masa depan kita sendiri. Tak terbayangkan kita harus kembali adaptasi, basa-basi di tempat asing yang tentunya belum lebih baik dari tempat ini.

Tak ada yang begitu ku khawatirkan tentang pergi dan tempat baru, hanya saja, apa jadinya aku di sana tanpamu?

Aku benar-benar hancur!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepompong

Klausa

Mekar