Dosa
Tidak ada padanan kata yang tepat, yang sempat, untuk dan di hadapan blog yang terhitung 64 hari; 2 bulan tak tersapa.
Sungguh ini
kegagalan yang besar.
Sungguh itu
kekecewaan yang berat.
Penulis
tidak lagi menulis.
Tidak dapat
dipungkiri untuk sebuah tulisan yang menjadi bacaan, sebuah bacaan yang seharusnya
dibaca. Saya tidak tau persis, siapa yang akan membaca tulisan-tulisan di blog
ini, berapa orang, kenapa mereka kesini dan membaca. Bahkan untuk, apakah ada
yang membaca? Apakah tulisan-tulisan ini bermanfaat? Apakah tulisan-tulisan ini
ada pembaca setia dan menunggu-menyesal jika saja sampai terlambat terbit?
Sejauh ini,
yang bertanya pun tidak.
Atau mungkin,
tau pun belum tentu.
Tapi satu
hal: blog ini dengan semua tulisannya, sangat amat berarti bagi saya.
Tidak ada
tulisan yang buruk. Setiap tulisan, setiap bacaan, memiliki pasar bacanya
masing-masing. Memiliki pembacanya masing-masing. Jika kalian tidak suka pun,
ya tidak apa-apa. Berarti kalian bukan termasuk kriteria pasar baca blog ini. Itu
tidak masalah. Kalian bisa baca tulisan lain, dengan catatan: kalian tetap
membaca.
Saya tau
betul bagaimana saya dengan sengaja menjatuhkan hati pada blog ini untuk
pertama kalinya. Bagaimana saya mengenalnya, merawatnya, menghabiskan banyak
waktu dan mencicip segala kisah bersamanya; dan tentu saja membanggakannya,
setidaknya untuk saya seorang sendiri.
Ia selalu
menjadi tempat yang nyaman untuk segala cerita-cerita tentang hidup, suka dan
dukanya, bahagia dan sedihnya, tawa dan tangisnya, seru dan membosankannya, semangat
dan lelahnya, gagah dan cengengnya.
Di saat
orang lain tak peduli; ia selalu jadi tempat pertama yang menawarkan teduh, ia
selalu jadi tempat pertama yang memberikan senyum dan ranum.
Ia selalu
jadi solusi.
Ia selalu
jadi peluk.
Ia selalu
berhasil.
Hingga tak
dapat rasanya mengira, ini sudah tahun ketiga kami bersama, dari ratusan
tulisan yang penuh kesan dan makna: ratusan tulisan yang dulu, pada ‘masa
keemasannya’, sanggup menulis 5-7 judul dan puluhan ide tulisan lainnya.
Sampai-sampai
saya memutuskan untuk membuat tabungan tulisan; brankas, banker.
Sampai-sampai
tabungan itu terus terisi optimal di setiap harinya, hingga penuh penuh, dan
bagai anak kecil yang berjingkrak antusias di hadapan hamparan uang receh
lembar kecil dari celengan yang terkoyak hasil ia menabung; saya selalu menjadi
anak kecil itu, anak kecil yang berbahagia dengan judul-judul tulisan yang
bertumpuk harum.
Saya tetap
menerbitkan dan menabung di blog ini, di atas banyaknya tugas tulisan lain yang
terselesaikan.
Hingga cukup
janggal, “Kenapa dari sekian lama, baru lagi menyapa? Ada apa?”
Untuk
‘penulis yang tidak menulis’, tidak juga. Nyatanya saya tetap menulis di
berbagai tuntutan dan kesempatan lain.
Untuk ide
dan mood yang terhitung sebagai harga mati seorang penulis, tidak juga. Saya
masih tetap bergelut dengan buku; membaca dan membeli buku-buku baru di setiap
bulannya.
Lalu, kenapa?
Mungkin
sederhananya, ya, saya sedang tidak percaya diri saja.
Tentu sebab-akibat,
pertanyaan kenapa dan jawaban karena, adalah poin yang menjadi pembahasan
selanjutnya. Untuk hal lain, untuk hal yang entah seru atau tidak, berjalan lancar
atau tidak.
Mungkin bisa
dibahas di lain hari; meskipun saya tidak janji.
Di lembar
ini, tidak ada maksud lain yang spesial atau memoriable. Saya hanya ingin
menyapa jiwa itu.
Juga menebus
dosa dari tinta yang hampir menjadi racun.
Komentar
Posting Komentar