Miaw
Entah kenapa pesantren dirasa nggak pernah habis akan hal unik. Subjek dan objek penghuninya, bahkan mereka-mereka yang sama sekali nggak ada niatan mondok sekalipun. Lihat aja kucing itu! Bagaimana pintarnya ia beradaptasi. Lingkungan dan pola hidup. Tidur dan makannya. Semua dimakan. Tanpa pilah-pilih. Qona’ah sekali. Ada ikan, ya dimakan. Ada roti, ya dimakan. Ada bakwan, ya dimakan. Seadanya. Selalu sembah syukur di setiap berisik miaw-miawnya. Tapi sebelumnya, selapar-lapar dan serakus-rakusnya kucing, dia nggak bakal makan teman. Ingat gua nggak bahas siapapun, hanya kucing. Ya, kucing. Kucing garong juga termasuk kucing, kan? Kayak kucing warna putih hitam ini. Ngikut-ngikut aja rebahan di karpet. Golar-goler. Ngedusel-ngedusel. Bikin kesel. Gua nggak jadi tidur. Tapi, kalau mau ngikutin pikiran oncom, “nih kucing kok bisa hidup? Aman-aman aja?” Maksud gua, nih kucing yang masih cukup dibilang kecil kok aman-aman aja hidup. Realitanya, dia sendirian. Kemana-mana sendiri. M...