Ada kejadian unik. Suatu sore, gua nyapu. Menjelang maghrib, entah kata apa yang tepat untuk menyebut ‘kamar atau kandang’, biasanya emang bersih-bersih jam segitu. Dan, apa yang harus dipermasalahkan soal lelaki dan menyapu? Bukannya Annazhofatu minal iman? Semua yang sekiranya sampah, kotor, ya gua sapu. Gosrek sana, gosrek sini. Sapu, sapu, sapu sampai depan pintu, lalu ke tong sampah. Tapi, anehnya setiap ada kertas bertulisan pasti gua pinggirin. Dipisah. Nggak dibuang. Bentuk penghargaan pada pegiat literasi. Beberapa kertas dan buku terkumpul di atas rak buku. Sapu selesai. Istirahat, menunggu maghrib. Kertas-kertas serta buku lusuh itu gua ambil. Lihat. Baca-baca. Siapa tau ada yang penting. Kertas-kertas itu macam-macam. Mulai kertas tugas pelajaran, jadwal piket, daftar utang, gambar-menggambar, undangan, dan lainnya. Begitu juga buku-buku. Gua baca semua. Iseng aja, nunggu maghrib. Dari kesemuanya, ada satu tulisan yang menurut gua menarik. Pada buku sidu bergambar beruang d...