Semut

 Tiba-tiba seorang lelaki datang tergesa-gesa. Seraya menutup mata kanannya, langkahnya tak tentu arah.

            “Dok, tolong saya. Mata saya!”

            “Tenang, tenang. Ini ada apa?”

            “Mata saya, Dok!”

            “Coba saya lihat.”

Tutup mata kanan itu dibuka dari telapak tangannya. Diperiksa. Disenter-senter.

            “Maaf, Mas. Saya tak menemukan gejala apapun. Jadi, apa keluhannya?”

            “Mata saya hilang pandangan.”

            “Sebelumnya, kamu ngapain aja?”

            “Saya nggak aneh-aneh, Dok. Ngampus, belajar, pulang-ngampus, belajar, pulang. Udah gitu aja.”

            “Kok, bisa mata kamu ada keluhan? Coba jelaskan  lebih spesifik lagi keluhannya?”

            “Jadi gini, Dok. Setiap saya ke kampus, setiap saya belajar di kampus, mata saya, pandangan saya menjadi nggak tentu arah. Setiap saya lihat buku, wajahnya yang tampak. Setiap saya lihat papan tulis, wajahnya yang tampak. Setiap saya lihat makalah, wajahnya yang tampak. Bahkan, setiap saya lihat ke luar jendela, tetap wajahnya yang tampak. Tolong saya, Dok!”

            “Halah bucin. Keluar kamu!” Sungut Dokter itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepompong

Klausa

Mekar