Aphrodite
Siang hari, penuh terik. Selain karena memang ada sesuatu, biar makin laki; gua main ke bengkel. Tanya ini, tanya itu, mengutarakan keluhan. Onthel gua diotak-atik dengan penuh mekanik. Setelah dikit ikut menghitam-hitam tangan, rehat duduk menunggu di bangku beratap rerimbunan pohon. Di samping seorang wanita paruh baya. Sebagai santri yang menganut, ‘al-adab fauqol ilmi,’ harus benar-benar akan persoonlijkheid. Berniat meminjam koran, “permisi korannya, Bu?” untuk koran tergeletak yang tak dibaca. Dengan lembar koran lainnya yang terpegang, “monggo!” Aman. Gua ambil. Mulai membaca dunia luas. Asik-asiknya baca dan terperangah pada suatu kata dari rubrik itu, Sang Wanita yang sangat pantas dipanggil ibu itu nyeletuk, ‘Mas, iki loh enek kecelakaan mobil,’ gua yang belum genap akan terperangah, mendengar itu, tambah-tambah. Dengan Bahasa jawa ala kadar, gua jawab mengimbangi, ‘mosok iyo, Mak?’, ‘iyo, iki pebulu tangkis melasi, bar tanding mobile nabrak neng tol. Bapak’e sing nyopiri koy...