Beduk
Dari subtansi dan esensi, pesantren tidak terlepas dari 2 unsur sentral: budaya dan pendidikan. Begitu pun Ramadhan, pasti meliputi 2 aspek: ibadah dan ganjaran.
Oleh karena
itu, bagi santri, ini adalah momennya: menjalani Ramadhan di pesantren.
Santri:
Hidup dalam
kebudayaan penuh kesadaran dan kesederhanaan, membaur dalam kebersamaan,
tentunya penuh ta’zhim pada ilmu dan ilmuan.
Menyenyam
pendidikan formal-non formal, ilmu agama atau dunia, tetap saja, pesantren
menjadi lembaga pendidikan tertua dengan peran yang invloed.
Ramadhan, bulan
ibadah. Terutama puasa. Sebagaimana berkaca pada dawuhnya Buya Husein dalam
bukunya, Islam, “puasa sepenuhnya merupakan momen spiritualitas dan cara
pengabdian kepada Tuhan paling eksklusif.”
Sebagaimana
haditsnya, Ramadhan memang bulan kita selaku umat Nabi Muhammad! Itu mengapa,
setiap hal sederhana akan dipandang istimewa dan luar biasa ketika Ramadhan.
Termasuk ganjaran itu sendiri. Jadi nggak usah heran untuk pengeksploitasi
dalil tidurnya orang puasa itu ibadah oleh jiwa-jiwa malasnya!
Lalu, apa
jadinya seseorang yang terdiri dan terbangun kokoh dalam proses masa
perkembangannya: budaya, pendidikan, ibadah, dan ganjaran.
Dengan
kenyataan, takdir yang memihak dan ikut berpihak. Hal-hal yang banyak orang
khawatirkan: perihal rezeki dan jodoh.
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا
عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ
فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
“Dan tidak satupun makhluk bergerak
(bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui
tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang
nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud ayat 6).
وَمِن كُلِّ شَيۡءٍ خَلَقۡنَا زَوۡجَيۡنِ
لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan
berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS Adz-Dzariyat
ayat 49).
Semua sudah
dijamin!
Jangan tanyakan
perihal segala keistimewaan ilmu dan pencari ilmu dalam agama ini, tempat dan
bulan ini: pesantren dan Ramadhan.
Dirasa, kurang
beleefd jika bernada mengajarkan merangkak pada atlet lari, atau mungkin
seperti mengejek untuk mengajar membaca mengeja pada seorang penulis.
Begitu
husnudzon dan percaya dirinya, santri adalah The Gate of Knowledge!
Jangan tanyakan
soal spiritual, intelektual, dan sosial. Ini bukan bual, santri tidak mengenal
dikotomial.
Selamat untuk
santri!
Selamat raya
kebaikan!
Komentar
Posting Komentar