Bising
Dengan alasan apa aku harus mewanti-wanti melarang bising mulutmu untuk berhenti cerewet, berceloteh, berceracau; menembakan rentetan butiran kata dan menghantam gendang telinga dengan membabi buta bertubi-tubi porak poranda hancur lebur luluh lantak remuk redam meledak berkeping-keping? Apa aku jadi berhak untuk tak lagi mencintaimu? Setiap lisan punya batas porsi takdirnya masing-masing, bukan? Cuma maksudku, tak melulu dan selalu untuk hanya bising soal skincare dan dimsum mentaimu, atau keluh dan kesalmu sehari-hari; tapi mari mulailah bising cerewet, berceloteh, dan berceracau soal buku dan membaca, juga pemerintah dan negara yang sialan ini; dengan sekuat tenaga, sampai akhir batas kemampuan?! Atau sesekali soal sepak bola pun tak apa. Atau langsung to the point soal emyu? Haha