Maling
Mau dengar cerita lucu, wahai hamba Allah?
Simak baik-baik, biar gua ceritakan!
Suatu hari yang tenang dengan beberapa rintik keringat menyapa, seharusnya itu adalah jadwal makan siang yang baik-baik saja. Ya, dengan penuh tiba-tiba, seorang lelaki berniat berkenalan dengan menu yang telah lama sudah tidak memeluk lidahnya, selera makannya. Tempat itu berjarak cukup dekat, hanya perlu berjalan kaki.
Selepas ganteng kecenya ia di cermin, kaki itu melangkah dengan gagah beraninya. Satu dua langkah, sesekali berpapasan dengan pejalan kaki lain. Matanya, telinganya, apapun perihal indrawi, begitu terjaga akan kepekaan: insting seorang penulis.
Di tengah perjalanan, di langkah kaki yang kesekian, terlihat salah satu kios yang lebih ramai dari biasanya; bahkan dari yang lain: ada apa?
Dan, hei, jangan lagi panggil ia pemuda, tapi panggil ia jurnalis!
Ia mendekat pada kerumunan, bersiaga untuk format list straight news. Hingga, matanya sedikit menyipit di antara bahu dan leher khalayak, sebelum akhirnya terperangah hingga tergelak: apa yang bisa kalian terka?
Ternyata, perhatian khalayak sepenuhnya tertuju pada suatu lembaran kertas terpampang yang berisikan gambar seseorang yang tertangkap cctv sedang mencuri buku di kios itu, kios dengan buku yang menjadi komoditas mayoritas barang di sana.
Sampai sini, ketemu lucunya?
Bagaimana nggak lucu, seseorang yang terpampang itu jelas hanya mencuri satu novel bajakan dari puluhan, ratusan, ribuan novel bajakan yang belum, akan, hingga yang sudah terjual di kios itu!
Dengan koleksi ratusan buku asli yang gua miliki, gua berani menjamin 100% bahwa semua buku di kios itu adalah buku bajakan! Baik novel atau bukannya!
Hingga, bagaimana bisa ia begitu berkoar dan melaknat seorang pencuri satu buku bajakan? Sedangkan ia, sudah berapa buku yang hak cipta, manusiawi, usaha, dan harga sebuah karya hasil tenaga, pemikiran, observasi, dan uang yang telah ia rampas?!
Satu hal yang kita sepakati, tidak ada pembenaran pada pencuri. Tidak akan pernah ada.
Cuma kita sama-sama tau, siapa yang paling goblok di sini?! Dan sejatinya, kita sangat membenci itu!
Dengan itu, kita jadi tau perihal konsekuensi saat bersinggungan dengan buku-buku bajakan. Membeli buku itu bagus, membaca buku itu bagus, tapi kalau soal buku bajakan, ya silahkan saja: jika mau goblok.
Maling kok teriak maling!
Goblok kok dipelihara!
Catatan:
Bagi yang masih belum dapat lucunya, bisa mencoba untuk membeli 10 buku asli, dan silahkan baca ulang tulisan ini!
Bagi yang merasa terlalu kasar dengan diksi ’goblok’, silahkan ganti dengan ’tolol’, ’bodoh’, ’dungu’, ’oon’, atau apalah yang menurut kalian normatif!
Komentar
Posting Komentar