Kira
“Lagian kamu ngapain sih urusin hidup orang lain?!” Kesal perempuan itu, pada kalimat-kalimat pengingat, lalu cemberut.
Hmm, bentar!
“Orang lain? Dengan segala hal yang telah kita lewati bersama, suka duka, tangis tawa, hingga semua kenangan kita selama ini masih kamu sebut orang lain?! Aku kira, kamu beda. Aku kira, kita spesial. Maaf jika aku terlalu berharap.”
Wajah itu.
“Ih, kamu apa-apaan, sih?!”
Komentar
Posting Komentar