Ibu

“Lalu, bagaimana aku bisa menanggung lara ini, sendirian?”

Tepat, satu tetes air mata jatuh pada lembar kusam itu, meninggalkan bekas.

“Karena kamu terlahir dari rahim seorang ibu yang bernama puisi, Nak!”

Di bait terakhir, ia mati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Termometer

Semut

Kepompong