Lekas

Bagi seorang pembaca, pasti ia lebih suka membaca. Tapi bagi seorang penulis, apa yang lebih ia suka: menulis atau malah membaca?

Karena membaca yang membuatnya menulis, atau karena menulis yang membuatnya ingin terus banyak membaca?

Ini sedikit rumit.

Apapun itu, sesekali, perlu kiranya kita untuk lebih dulu jatuh cinta pada membaca: bagaimanapun caranya.

Setiap hasil pasti memerlukan jalan usaha, dan setiap orang memiliki jalan usahanya masing-masing. Tugas kita hanya terus mencoba mencari jalan itu dan sampai.

Sebuah puisi yang ditulis oleh seseorang yang menamainya warashati, menyadarkan cinta itu dengan sebaris judul Semoga Kau Suka Membaca.

Gua suka puisi ini.

Gua akan tulis lengkapnya di sini untuk kalian, untuk kita.

Menurut beberapa penelitian. Dalam hal-hal tertentu, manusia lebih banyak berkomunikasi menggunakan bahasa nonverbal daripada verbal. 7% dari kata-kata yang diucapkan. 38% dari nada dan intonasi suara. 55% dari bahasa tubuh seperti ekspresi wajah dan gerakan.

Membaca adalah seni untuk mengamati.

Aku berharap kau suka membaca.

Membaca apapun; kata, teka-teki, pertanda, semesta, peristiwa, jawaban, kekasihmu atau dirimu sendiri.

Membaca adalah seni untuk memahami.

Aku selalu berharap kau suka membaca.

Membaca apapun; kebahagiaan, kesenangan, kejujuran, kepalsuan atau kemungkinan-kemungkinan.

Membaca adalah seni untuk berempati.

Aku akan terus berharap kau suka membaca.

Supaya pikiranmu tidak mudah terjebak prasangka-prasangka yang entah datangnya dari mana.

Aku akan terus berharap kau suka membaca.

Supaya perasaanmu mampu merasakan berbagai rasa dari berbagai hati dalam sudut pandang yang berbeda.

Sehingga, kata-katamu tidak mudah melukai, lakumu tidak mudah menyakiti dan pikiran serta perasaanmu menjadi abadi.

Bacalah lebih banyak.

Bacalah berbagai buku, berbagai mata, berbagai bibir, berbagai gerak dan gerik, berbagai senja, berbagai janji, berbagai hati, berbagai rupa, berbagai luka, berbagai bahagia, berbagai doa, berbagai gagal dan berbagai hal yang takut kau baca.

Supaya tidak ada pesan penting yang terlewatkan yang akan berakhir menjadi sebuah penyesalan yang abadi.

Aku pernah kehilangan, karena aku terlambat membaca pertanda perpisahan.

Aku pernah gagal, karena aku tidak membaca beberapa peristiwa penting.

Aku pernah terluka, karena aku tidak membaca konsekuensi dari pilihanku.

Aku pernah menyesal, karena aku tidak membaca cara menghargai sebuah makna keberadaan.

Aku tahu. Berupaya membaca berbagai hal memang tidak memastikan kita terhindar dari hal-hal yang sudah dipastikan akan datang dan akan pergi.

Namun. Sekali lagi. Dengan membaca, setidaknya kau bisa mencegah beberapa hal yang lebih buruk untuk mengetuk pintu rumahmu.

Bacalah dan temukan hal-hal yang

terlewat. Bacalah dan temukan hal-hal

yang bisa menyelamatkanmu.

Terlepas dari itu semua.

Sampai kapanpun.

Aku akan terus keras kepala untuk berharap

Kau suka membaca.

 

Sebab hanya dengan begitu. Kau bisa

membaca cerita kita yang sudah aku

ubah menjadi puisi dan aku titipkan

di semua hal yang bisa kau lihat.

 

Semoga kau lekas suka membaca.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Termometer

Semut

Kepompong