Barista
Di detik yang berlalu, gua termangu: kok hidup bisa selucu ini? Entah kenapa, pada suatu hal di sudut pikiran, memberi kesan lucu dengan ritme dan jenis artikulasinya tersendiri. Bulan ini mungkin bisa dibilang banyak sedihnya, banyak lelah dan pasrahnya. Ya, meskipun nggak semuanya bisa diceritakan dan mendapat jawaban. Mungkin dengan sebab tercubit oleh ‘lucu’ ini, gua bisa cerita barang sedikit, kecil aja. Meskipun juga hal ini nggak bisa dibilang remeh, sama sekali. Karena apa? Kemarin, hampir aja, hampir aja cita-cita besar dan paling gua impi-impikan ini terwujud: suatu kesempatan yang menyapa di depan mata, untuk berpeluk haru dengan bertemu Bang Tere Liye! Lu nggak salah dengar, ya Tere Liye! Kabar itu lepas saja dengan halus, menyiram hati-hati yang gersang, sedekit memberi pupuk ajaib, lalu menumbuhkan sekuntum bunga dengan harumnya yang nggak bisa dibayangkan seberapa harumnya. Pada suatu taman bunga yang bernama “ROADSHOW PENULIS TERE LIYE” untuk menyongsong...