Kalah

Sejatinya, kita memang sendiri.

Kita bahagia dan tertawa, berusaha mencipta dan merasakan buah itu sendiri.

Termasuk sedih tangis lemah payah hancur lebur hina dina kacau balau berantakan berkeping-keping dan berserakan: perlahan mengumpulkan serpihan itu, lalu mengunyah-nya dari tangan yang bergetar.

Jatuh, kalah.

Sejatinya, orang baik adalah orang yang mampu menyadarkan akan kebaikan, orang yang membuat kita untuk menjadi pribadi yang baik dengan senantiasa terdorong melakukan hal-hal baik.

Apa yang kita harap dari orang lain?

Apa yang kita harap dari orang yang nggak mengharapkan kita?

Menumbuhkan cinta seorang pembaca pada tulisan itu mudah. Ia akan tumbuh berkembang dengan sendirinya, sebelum akhirnya berakar kuat dan bermekarkan semerbak bunga yang indah: sedari membaca lalu pada menulis, berawal pembaca hingga akhirnya menjadi penulis yang ingin dibaca.

Mungkin cukup aneh untuk ikan yang mencintai sayap burung dan angin: tapi, apa salahnya?

Bukan berarti si ikan nggak mencintai sirip dan airnya. Itu menandakan bahwa ia mulai mengenal status makhluknya, dan ia berusaha mencintai status hakikinya itu.

Dengan begitu, teruslah bernyanyi, Bernadya!

Teruslah petik lembut gitar sendumu, Jeje!

Teruslah temani penulis yang penanya patah ini: di lembar kertasnya yang terakhir, ia nggak mau memberikan guratan yang sia-sia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepompong

Klausa

Mekar