Telinga
Entahlah, kadang suatu hal bisa terasa begitu paradoks. Bisa menjadi suatu kesalahpahaman. Meski udah berusaha dijelaskan, bodohnya, mereka nggak semerta-merta mempercayai itu. Bukan bodoh, mungkin terlalu pintar.
Dengan ini, apa
yang bisa diharap dari orang lain? Gua hanya mencoba menghibur diri sendiri. Menjadi
obat dari sakit diri sendiri.
Orang yang
menulis disebut penulis. Seorang penulis, harus menulis. Dan entah bagaimana
perihal penggambaran cinta ini, membuat gua tetap menulis tanpa memikirkan apa,
siapa, kapan, kenapa, di mana, dan bagaimana.
Mungkin hal
yang nggak kalian tau: gua berusaha mengenal diri lewat tulisan. Lewat tulisan,
gua bisa mengenal diri. Hingga, gua berusaha meyakinkan diri, bahwa gua bisa menulis:
seorang penulis.
Komentar
Posting Komentar