Garong
“Meskipun toh nggak sekuat dan sehebat anak silat, anak futsal, atau anak fisik lainnya. Meskipun toh hanya seorang lelaki pendiam yang suka menulis. Tapi, apa jadinya jika otak yang sering diasah menyusun merangkai kata itu disulut api amarah dan cemburu untuk menyusun merangkai sebaris paragraf strategi: hingga terhujamnya sebatang pena menembus trakea leher? Hitam tinta pena itu bercampur aduk amis lumur merah darah.
Emang siapa yang rela istrinya diambil garong?
Setiap yang tertindas berhak untuk melawan!”
Sekuat tenaga.
Di atas kebenaran.
Sepenuhnya berani!
Komentar
Posting Komentar