Ampela

“Aku udah nggak habis pikir lagi ya sama kamu!”

Suara itu cukup menyadar, tanpa sandar: begitu bergejolak.

“Kamu perhatian banget pada ampela. Apa-apa ampela, apa-apa ampela! Aku tuh cewek kamu tau, nggak?!”

Perempuan itu menahan panas hatinya, tetes air mata tak mengubah segalanya.

“Sekarang begini, kamu pilih aku atau ampela?!” Tutupnya meledak isak.

Sungguh, aku pun tak habis pikir dengan pikiran dan perasaan perempuan satu ini. Kita udah pacaran 7 tahun dan banyak hal yang telah dilalui bersama, pahit manis telah kita rasa. Tak ada yang salah, sah-sah saja untuk cemburu: tapi, apa yang diharap dari cemburu pada ampela dan takut kalah saing?

Hei, itu hanya ampela!

Hanya makanan!

Sadarlah!

Perempuan itu tetap menunggu dalam redam panas rintik leleh air matanya yang tak terbendung.

Dengan penuh kepercayaan diri, sepenuh hati, lagi tulus, lelaki itu mengatakannya dengan jujur:

“Maaf, aku memilih ampela.”

Perempuan itu makan ati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepompong

Klausa

Mekar