Raya
Semua kebahagiaan pantas untuk dirayakan!
Sekali-kali
pengen rasanya membahas perihal kebahagiaan ini dengan konsep-konsep dan teori
orang-orang keren. Tapi, lain kali aja deh. Kayaknya butuh serius lebih. Do’ain
aja!
Untuk ini,
siapa yang nggak senang saat diberi hadiah? Entah, apapun: ulang tahun,
anniversary, menang lomba, atau perayaan lainnya. Meski dalam konsepnya, jangan
sampai meminta dan jangan menolak jika dikasih. Tentu kita akan rela-rela saja
menerima pemberian dan hadiah. Apalagi jika itu memang karena usaha kita. Mungkin
ada 2 alasan: Pertama, karena itu hak kita. Kedua, sebagai bentuk menghargai
kepada orang yang memberi.
Selepas ulang
tahun gua kemarin yang dirasa udah nggak ada gairah raya, seenggaknya bagi gua
sendiri. Ya, meskipun juga tetap ada beberapa yang memberikan ucapan dan kado.
Bahagia dan senang itu pasti ada, tapi tetap nggak se-excited tahun-tahun
sebelumnya. Terasa tetap hambar. Dirasa nggak ada yang perlu disikapi dengan
berlebihan. Sekenanya aja. Biasa.
Malahan, gua
jadi mikir.
Jadi subtansi
atau inti penyebab bahagia dari pemberian itu apa, sih? Mungkin kalau dulu,
sewaktu masih kecil, kita hanya memandang bahagia dari kado dan pemberian itu.
Semakin besar, semakin mahal, maka akan semakin bahagia kita. dengan memandang
segala aspeknya, tentu kita setuju saja dengan hal itu. Pernyataan yang memang
kenyataan.
Tapi, semakin
ke sini, dirasa ada yang kurang tepat. Kita punya cara pandang lain dengan
manis rasa hasil yang lain. Untuk sekarang, bukan tergantung besar dan mahal,
bukan soal kado dan pemberian itu. Tapi, bahagia kita bisa dengan tumbuh,
mekar, dan mengakar karena memandang orang yang memberi tersebut. Ternyata,
kado dan pemberian bisa menjadi berarti karena orang yang memberi itu berarti.
Karena orang itu berarti bagi kita, meski apapun, semua kado dan pemberiannya
menjadi berarti.
Maka dari itu,
selama kita memandang orang tersebut sebagai orang yang berarti bagi kita,
besar kecil atau banyak sedikit, bukan menjadi patokan. Itu kenapa, meski hanya
sebaris chat, “semangat!” ataupun seutas simpul senyum yang sederhana udah
mampu bikin kita senang dan bahagia.
Karena apa?
Karena orang itu berarti bagi kita!
Hingga
akhirnya, timbul perasaan, pemikiran, dan tindakan.
Ingat, berarti itu nggak bisa
dibuat-buat.
Cukuplah mulai menerima dan berarti
bagi diri sendiri!
Komentar
Posting Komentar