Kacau

Suatu hari, penulis kehilang pena-nya.

Tentu ia tidak baik-baik saja: tulisan di buku itu belum selesai.

Mungkin bisa ia pada pena lain untuk lanjut tulisannya.

Tetapi, tidak mungkin untuk lanjut tulisan buku itu.

Karena memang, tinta pena lain warnanya berbeda.

Pena-nya hilang.

Tulisannya terbengkalai.

Karya-nya hancur.

Menjadi penulis dan menulis itu butuh konsistensi dan prinsip.

Belum lagi soal mood dan keterbukaan.

Entah kapan ia akan kembali, melanjut menulis.

Apakah penulis harus mengkhianati menulis?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepompong

Klausa

Mekar