Rumput

Untuk yang kesekian kali.

“Kamu jangan begitu!”

“Kamu harus begini!”

“Mana tanggung jawab?”

“Waktu kita nggak pernah sehat.”

“Kamu itu terlalu asik dengan duniamu.”

“Nggak terbayang jika harus seperti ini. Kamu selalu egois. Kamu harus ada buat aku. Aku nggak pernah bisa untuk kamu yang selalu dekat dengan teman perempuanmu. Belum lagi, seringnya kamu yang pulang malam. Jangan buat aku curiga!”

“Kamu tidak pernah mengerti!”

Mendengar, senyap, bungkam.

Ditutup buku itu. Menghempas nafas, mengangkat kepala, menghadap wajahnya.

“Kamu saja yang selalu ingin dimengerti! Siapa yang egois?” Ledaknya di tengah mata yang memerah, nafas yang memburu.

Apa jadi hubungan saling mengekang?

Apa beda manusia dengan kerbau?

Apa-apa perasaan, apa-apa perasaan.

Begitu muak dengan betina!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baik

Dompet

Dosa