Meriang

Lihatlah manusia panas dingin itu!

Hatinya panas, terbakar cemburu naas. Badannya dingin, tak kunjung tersambut peluk ingin.

Kali ini ia dihadapkan kenyataan musim kemarau dan mendung akan turun hujan.

Bukannya menepi berteduh, atau sekiranya bergembira sorak sorai menanti rintik. Ia malah meracau.

“Jangan hujan dulu, ya Allah! Aku takut dingin. Ini belum nemu lampias hangat.”

Tak lama, setelah itu, ia mandi hujan.

Hujan-hujanan.

Tertawa lepas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepompong

Klausa

Mekar