Teratai

4 anak itu bergegas berlari, keluar dari kolam itu.

Mereka begitu ringkih menahan gigil. Ibu kanti serta tumpukan pop mie seolah memanggil.

“Aku pop mie soto, Bu!”

“Aku rasa baso!”

“Aku rasa kari!”

Ucap mereka begitu bersemangat. Senyum ibu kantin itu begitu hangat.

“Dul…Dul…”

Tak seperti yang lain, anak kecil satu ini malah merengek, menarik tangan Si Abdul, Si Anak Pemesan Pop Mie Rasa Soto.

“Dul, aku mau pop mie juga. Aku pinjam uangmu dulu.”

Tak ada respon dari Si Abdul yang masih sibuk tentang tambah toping dan minumannya.

Anak kecil kurus yang sudah sangat amat menggigil biru itu berhenti merengek.

Ia sadar diri.

Ia berjalan kembali ke belakang pada kolam dingin itu.

Ia tak ada daya.

Ia mati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baik

Dompet

Dosa