Lentera
“Lu punya orang yang lu jadiin kaca nggak?”
Dalam hidup,
tentu kita butuh orang yang bisa dijadiin kaca.
Untuk segala tuju arah langkah hidup, kadang kita nggak bisa mencari, membuka
jalan sendiri. Karena memang kita nggak pernah tau, apa yang
akan ditemui di depan sana. Di sepanjang perjalanan. Pentingnya kita berkaca,
dengan melihat cara pandang dan gerak orang yang kita jadiin kaca itu, segala
ragu yang menggelayuti perlahan sirna.
Dalam
perjalanan, tentu banyak yang bisa kita jadiin kaca. Banyak penggambaran dengan
berbagai sifat dan sikap macam-macam orang. Tentunya semua bersinar, hingga silau
mata kita untuk memilih. Tapi, pastinya, ada satu yang dicondongin hati. Merasa
cocok. Merasa lu banget. Sangat relate dengan apa yang didahagain selama ini. Sesuai apa yang lu butuh.
Gampangnya, lu
tau Ustadzah Halimah Alaydrus, seorang pendakwah yang menjadi inspirasi banyak
orang? Dengan segala luasnya ilmu pengetahuannya, beliau
menyampaikan dakwah itu dengan dikemas apa adanya; dengan latar belakang dan
kepribadian beliau. Jujur, gua kagum. Suka update konten dakwahnya. Dakwah,
pemikiran, dan latar belakang logat bahasa, gua merasa cocok aja dengar alir
ilmu itu.
Nggak perlu
jauh-jauh membahas, dalam lingkup pondok pesantren aja yang merupakan habitat
sesungguhnya, gua bisa dapat kaca itu. Seperti Ustadzah Halimah Alaydrus yang dijadikan anologi, ada seseorang yang selalu gua kagumi dari segi
sifat, sikap, gerak, sosial, taat, ucap, dan tentunya pemikiran. Gua selalu
merasa senang aja kalau ketemu, dekat, nimbrung sedudukan dengannya. Bagaimana
gua belajar dari hablu minallah dan hablu minannas. Bagaimana gua belajar berpikir, berorganisasi,
membaca, menulis, merasa, berbahasa, bercanda, dan juga
menyikapi hidup.
Ia guru gua. Ia
cerdas. Ia termasuk ahlul bait Nabi. Ia benar-benar apa yang nggak bisa
dijelaskan dengan kata-kata selain dari kagum dan berusaha ingin sepertinya.
Meski begitu,
meski ia guru dan dzuriyyah ba’alawi, gua memanggilnya dengan sebutan Abang.
Karena memang ia kakak kelas 4 tahun di atas gua dan masih sedaerah, juga serumpun; Jabodetabek.
Dari sekian
unek-unek yang gua tulis dan nggak pernah gua ceritakan pada siapapun ini,
selain dari terbatas sempitnya interaksi, beruntung banget gua bisa ikut ngaji
yang diajar olehnya. Pengajian ini bukan untuk umum, hanya kita-kita aja yang
Jabodetabek dan sudah mahasiswa. Ngajinya nggak menuntut tegang, nggak monoton
serius terfokus pada kitab, dan hanya seminggu sekali; setiap malam selasa. Itu
juga nggak memaksa harus konsisten buta, kalau ada ketabrak kegiatan, ya libur.
Dimulai dari
jam 11 malam sampai larut, mungkin-mungkin saja sampai subuh. Kitab Fathul
Qarib Hadits dimaknai sedikit dengan penjelasan yang banyak, penjelasan yang
meluas. Nggak harus tekstual terpaku pada kitab. Serunya, selain karena
terkumpul dalam lingkup latar belakang dan budaya yang sama, pembahasannya bisa
meluas, keluar dan menyasar masalah hidup, diri, sosial, juga hati dan
percintaan sekalipun. Benar-benar nggak ingin terlewat sedikit pun dari apa
yang keluar dari lisannya. Sebisa
mungkin diingat dan ditulis.
Maka dari itu,
pasti gua bawa kitab dan buku catatan. Juga 2 pulpen; yang satu untuk maknai
kitab, yang satu untuk nulis di buku catatan. Karena keterbatasan, gua kadang
cuma dapat beberapa. Bukan karena atas dasar untuk mengajari ataupun sombong atas ngaji ini, bukan, bukan. Sama sekali.
Gua cuma mau nitip tulisan yang siapa tau nanti ada apa-apa dengan buku catatan ini; rusak atau hilang. Gua benar-benar meraung kalau sampai catatan ini nggak bisa gua baca
lagi.
Kalaupun lu mau
ambil manfaat, ya silahkan. Karena memang sepatutnya, lu ambil manfaat darinya.
Ia arti orang yang bermanfaat sesungguhnya; guru gua itu.
**
Ngaji Malam
Selasa!
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم
· *Semua di Islam itu ada
hikmahnya.
· *Semakin orang
bertambah ilmu, maka ia makin resep sama Islam. Karena ia tau ada hikmah di
sana.
· * Hujan; Manfaat-Azab.
· *Istidroj; semakin
bertambah nikmat, semakin bertambah azab.
· *Taubat sama maksiat
seimbang. Taubat aja terus, sampai kapan? Sampai bosen maksiat.
· *Konsep عبد ; -Nggak
punya apa-apa.
-Segala apapun punya sayid.
Ingat, عبد itu ya
kita!
· *Omongan, “Ah, lu
bego!”, “Lu tolol!”
Itu semua jadiin motivasi.
Buktiin lu bisa balikin itu semua!
· *Allah semakin diminta,
semakin senang. Beda sama manusia!
· *Allah itu nggak tegaan
sama hamba. Hanya bentuk peng-ijabahannya aja yang beda.
· *Cara do’a; -Istighfar
-Sholawat
-Do’ain orang lain; orang tua, guru, muslimin.
-Baru do’a buat lu.
-Akhirin sholawat lagi.
Jangan egois!
· *Lebih susah ngafalin
hadits dari pada Al-Qur’an.
· * Beda hadits shohih dan
hadits hasan itu pada daya tangkap. Hadits shoheh 100% hadits hasan 97%.
· *Masuk Tarim, nggak
boleh suudzon. Walaupun pada seekor anjing. Karena itu anjing udah pernah lihat
orang-orang sholeh.
· *Melihat orang sholeh
itu bisa ngerontokin kotoran hati. Tandanya hati getar saat melihat beliau.
· * Kiamat; -Nggak ada
adzan.
-Nggak ada ilmu (dicabut).
· *Berkah tidak didapat
dari kedekatan لكن dengan ta’zhim, yaqin, dan mahabbah.
· *Di depan orang alim=
jaga lisan, jaga akhlak.
*Di depan wali= jaga hati.
· *Ilmu kayak garam,
akhlak kayak tepung. Kalo ngadon, bayakkan garam apa tepung?
· *Muhasabah diri itu
penting!
· * Jabatan, ngerusak
tujuan awal lu, buang!
*Teman, ngerusak tujuan awal lu, buang!
· *Jangan sampai jadi
aktor hebat di depan orang tua.
· * Kalo lu mau jago
ngomong di depan orang, seringin ngomong sendiri!
-Habib Umar saking pengennya jadi Da’i, beliau dulu
suka ngomong sama batu.
-Gua dulu sering ngomong sendiri. Bantal guling,
kamar mandi itu teman gua dulu!
· * Senyum orang tua itu
mahal!
· *Prestasi; -Karena hobi
lu.
-Karena kepengenan
orang tua.
· *Hidup makin gede,
makin berat.
· * Jangan gara-gara cewek
masa depan lu rusak.
· *Seneng se-umuran; -Dia
ngejar umur.
-Kita ngejar
karir.
· *Human itu come and go!
· *LDR; Jarak tuh menurut
gua nggak ada. Telponan, kasih kabar, selesai. Yang susah tuh percaya.
· *Salah itu wajar, yang
susah itu malu.
· *Lihat orang itu dari
cara pakaiannya dan cara bicaranya. Kalo bagus, berarti bagus.
· *Sebelum lahir=Tugas
bapak.
*Sesudah lahir=Tugas ibu.
*Semua demi anak yang sholeh sholehah!
· *Bini lu gimana lu!
· *“Kalo dia baik, kasih
ya Allah.
Kalo dia kurang baik, maka buat ia baik biar dia
pas dengan saya.”
-do’a.
· *Laki-laki mukmin
dilarang pake sutra ataupun emas dengan kadar100%.
· *Muslim yang hakiki
menjadikan dunia itu bukan sebagai tempat istirahat.
· * Kalo mau mendapat hal
yang lebih, maka harus sedikit tidurnya.
-Kayak Madura, dia nggak tutup-tutup (warungnya).
· *Asyuro-puasa-yahudi=Rasa
syukur.
Asyuro-puasa-karena Allah telah menyelamatkan Nabi
Musa.
· * Puasa yang lebih baik
setelah Ramadhan, yaitu puasa 10 Muharom.
· * Asyuro itu mulia
karena banyak kejadian besar yang terjadi di tanggal itu.
· * Manusia itu nggak bisa
sembuh dari yang namanya trauma.
· * “Kita ahlu bait, kalo
udah ngasih nggak akan minta balik.”
-Pegangan Ba’alawi.
· * Muharom banyakin
sedekah.
· * Hidup nih nggak mahal,
yang mahal tuh gengsi!
· * Perih tuh kudu!
· * Jangan pernah merasa
jadi guru!
· * Jangan ada terbesit di
hati lu, bahwa guru lu itu biasa.
*Tata hati lu buat guru.
· *Salah satu tanda
kiamat, jarang ada bocah di masjid.
·
-Hablu minannas=
ikutin Nabi, ikutin ortu.
· *Pegang 4 nih; Allah,
Nabi, Ortu, Guru.
· *Ma’na laknat= dijauhi/
dihapus dari rahmat Allah.
· *Jangan pernah yakin
kita bisa masuk surga karena amal kita. Semua karena rahmat Allah. Lalu, untuk apa kita
ibadah? Ulama mengatakan untuk membedakan tingkatan derajat kita di surga.
· *Belum tentu yang kita
lihat jelek, itu jelek di hadapan Allah.
· *Banyak orang punya
nama di hadapan orang-orang lain, tapi nggak ada harganya di hadapan Allah.
· *Nggak usah nyari-nyari
muka! Satu aja cukup, banyak-banyak mau taruh di mana?
· *Cewek semi-semi cowok,
cowok semi-semi cewek, cowok macak kemayu. Nggak boleh. Dilaknat rosul. Juga
cewek-cewek tomboi.
· *Kalo udah اصل الخلقة? Ubah
dia/ paksa dia agar sesuai jati dirinya. Cowok atau pun cewek.
· *Karena cuma laki-laki
yang bisa menegakkan agama Allah dengan kekuatan.
· *Amrod jamil itu
setannya lebih banyak dari pada mar’ah. Badingannya 70 setan. Mar’ah hanya
satu.
· * Kalo laki udah cerita,
alasannya ada 2;-Minta didengar.
-Minta solusi.
*Jarang laki yang cerita apa-apa ke ortu.
· * Jangan pernah goyah
sama masalah hidup, pasti bisa!
· *Dewasa itu bukan
dilihat dari umur, tapi dari berat masalah yang menimpa.
· *Emang kodratnya
manusia, nggak pernah puas!
· * Pangkat, wibawa, nggak
bakal bikin lu pintar, nggak bakal bikin lu alim, nggak bakal bikin orang tua
lu bangga. Cuma bikin lu sombong.
· *Hidup jangan kayak air
yang mengalir, jangan! Hidup mah harus punya target.
· * Allah cuma pengen kita
usaha! Jangan lupa do’a.
· *Ceramah, khitobah itu
nggak perlu dalil Qur’an, dalil Hadits banyak. Cukup satu dua. Sisanya omongin
apa yang keluar dari otak dan hati lu. Itu semua (apa yang keluar dari otak dan
hati) dari Allah. Kata abang gua, gitu.
· *Rata-rata dosa umat
nabi; penglihatan-pengucap.
· *Do’a ibu pada anaknya
seperti do’a Nabi pada umatnya. Pasti ijabahnya!
· *Penyakit ain (mata)=
penyakit bentuk kekaguman makhluk pada makhluk.
· *Nolak ain;- هذا من فضل ربي
- صلوات
· *Selamat; jaga mata,
jaga lisan, jaga farji.
· *Amrod (menurut fiqh)=من ليس لحية (orang
yang nggak punya jenggot).
· * Barang siapa yang menyangka
ia sudah sampai, padahal sesungguhnya ia terputus!
· *Sebaik-baiknya
perempuan adalah ia yang nggak pernah ngeliat laki dan nggak pernah keliat
laki.
· *Baca kitab mikir
(fiqh, nahwu) kalo nggak pagi, ya malam. Tapi kalo nggak sore, siang, atau
waktu senggang, baca kitab cerita, tasawuf.
· *Ngasih salam= sunah.
jawab salam= wajib kifayah.
*Ngasih salam bertamu (ngetok pintu 3X).
· *Indonesia; “nggak
punya duit, pusing. Punya duit, beli yang pusing-pusing-pusing.”
**
Aslinya masih banyak lagi. Sayangnya gua lemot, juga pernah sesekali nggak
ikut ngaji.
Selain hal-hal panjang di atas, nggak tau kenapa pengen aja ngaji lagi di saat masih
vakumnya jadwal. Karena beliau juga makin sibuk, makin banyak yang diurus. Dipikir.
Semoga aja bisa berjalan lagi.
أُحِبُّ الصَّـالِحِينَ وَلَسْتُ مِنْـهُم #ْ لَعَلِّي أَنْ أَنَـالَ بِـهِـمْ
شَـفَاعَــــهْ
وَأَكْرَهُ مَنْ بِضَـاعَتُـهُ الْمَعَـاصِي # وَإِنْ
كُـنَّـا سَـوَاءً فِي الْبِـضَـاعَـــهْ
وَأَكْرَهُ مَنْ يُضِـيعُ الْعُمْرَ لَـهْـواً #
وَلَوْ كُـنْـتُ امْرَءاً جَـمَّ الإِضَـاعَـــهْ
Sehat-sehat, Bang!
Komentar
Posting Komentar