Kaleng
Angkasa terlihat masih gulita. Ruang hirup udara nyatanya masih tampak sepi dari saingan. Masih begitu asli dan asri untuk segar hembus yang dirasa.
"Assholatu khoirul minan naum!"
Suara dari nafas tua itu bertalu-talu di toa masjid
yang mengemis dan mengais iba manusia tuli hilang sadar, peduli apa dengan mereka
gulingnya? Terlalu sibuk akan dunianya. Lelah.
Tetapi, hening waktu subuh malah terhenyak akan gesek
jepit tipis seorang pemuda yang terhiung menahan kantuk. Tangannya membawa
sajadah lusuh. Kopeahnya belum sempurna lurus. Bercak air wudhu diwajahnya
tersapa sejuk bersih udara subuh. Ia menghadap sini.
Duh, gantengnya!
Komentar
Posting Komentar