Jari

Sore itu, kala di taman, tak seperti biasanya.

Mengapa begitu banyak hal yang tak bisa dijelaskan: tentang senja, angin, dedaunan, angkasa, leleh es krim, atau tawa-tawa yang selalu dirindu itu.

Kicau burung pun tak semerdu kemarin. Apa yang salah dengannya? Ke mana kepak sayap itu? Di mana nyanyiannya? Malahnya membisu.

“Apa aku nggak salah dengar? Kamu bercanda, kan?” Mata perempuan itu terperanjat. Nafasnya memburu, suaranya melemah. Benar-benar nggak habis pikir.

“Nggak, kamu nggak salah dengar dan aku nggak bercanda. Tapi emang ini yang terjadi.” Ucap lelaki itu sederhana, penuh arti, sungguh-sungguh.

“Kita ini teman, Bim. Hanya teman! Lalu, bertahun-tahun ini, apa?”

Ledak sudah.

”Aku tau kita hanya teman, tapi bagaimana lagi kalau aku nyaman? Bisa kupastikan, aku benar-benar jatuh suka!”

Tak banyak maksud, lelaki itu hanya ingin jujur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baik

Dompet

Dosa