Gagah

Kumis adalah bentuk kejantanan. Ya, karena tumbuh kumis memang tanda pubertas dari lelaki itu sendiri. Bukan tanpa alasan, kumis juga bisa menambah demage lelaki. Lebih gagah aja gitu. Nambah ganteng.

Tapi sayangnya, meski jantan, gagah, dan ganteng itu tetap aja relative, ya seenggaknya kalau berpendapat dipikir dulu. Berbobot dikitlah. Masa dibilang, ”eh, bat. Ngerokok dong! Ah, nggak cowok, lu!’

Gimana, ya? Antara nggak habis pikir dan pengen ngomong kasar, gua tahan-tahan. Maksud gua, ya lu ngerokok, terserah. Duit, duit lu. Gua nggak ngerokok, ya terserah. Duit, duit gua. Mau dipake apa kek. Kan lu ngerokok nggak gua usik, tapi kok lu ribet ke gua?

Selain itu, dengan segala kebebalan bisa menyimpulkan bahwa ngerokok itu tanda kejantanan. Nggak ngerokok, nggak laki. Lah?

Terus habis itu timbul dalil dan dalih-dalih, ”Ulama itu aja ngerokok, habib itu aja ngerokok, kiai itu aja ngerokok.” Ini tambah ngawur lagi.

Emang iya. Ulama, habib, kiai fulan dengan segala harap baik darinya itu ngerokok. Tapi, kan nggak semua. Kan masih ada juga ulama, habib, kiai lain yang nggak ngerokok. Gimana?

Orang ngawur, gua balas ngawur aja. ”Nabi aja nggak ngerokok!” setelah itu, mukanya plongo. Mikir lama. Kapasitas otaknya terlihat. Bingung sambil ngebul tuh muka. Akhirnya mentok, dijawab, ”yah, mainnya bawa-bawa nabi!”

Lah? Padahal dia yang duluan.

Nggak sekerdil itu. Yang pasti, lelaki itu yang dipegang adalah omongannya. Seberapa serius dan bertanggung jawab terhadap apa yang ia ucapkan. Terkadang perempuan luput tehadap hal ini untuk hidup jangka panjang.

Tapi, sampai pada suatu hari, nggak hanya ucapan, banyak hal yang bisa kau pegang dari lelaki.

Bepikirlah sesukamu, hai perempuan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baik

Dompet

Dosa