Ceking

Nggak pernah habis santri dan semat proletary. Juga nggak akan bahas panjang-panjang. Percuma, mereka nggak pernah mondok!

Entah kenapa mereka selalu menyorot kebersihan, kesehatan. Kayak-kayak kalau ada orang masuk pondok, jadi santri, langsung auto penyakitan. Dikira pondok jadi pabrik konspirasi elite global kali untuk virus semikroba-mikrobanya yang dana bantuannya masih sempat-sempatnya ditilep.

Dikira pondok nggak jauh beda sama otak pejabat.

“Kok?” -kotor.

Untuk para orang tua yang saya hormati, banyak, nggak mau mondokin anaknya gara-gara itu. Banyak yang disebut. Makanannya lah, tidurnya lah. Dikira anaknya kalau masuk pondok bakal seceking orang-orangan sawah dengan mata mau copot karena jarang tidur. Harusnya nggak sekerdil itu.

Walau dirasa mustahil, bagi santri malang yang harus terkutip jarang makan dan jarang tidur oleh mereka, nggak usah kaget. Bisa aja kan jarang makan karena gara-gara puasa. Bisa aja kan jarang tidur karena gara-gara saking semangatnya belajar. Toh, puasa ada bukanya, belajar ada ngantuknya. Apa yang harus dibingungin?

Tapi, percaya atau nggak, santri adalah orang yang mendapat asupan makan dan tidur terbaik dari seluruh homo sapiens atau homo erectus paleojavanicus yang ngurus diri sendiri aja nggak becus. Ini serius. Menerut penelitian yang fix no debat mengatakan, “senikmat-nikmatnya makan, ya pas lagi lapar-laparnya. Senikmat-nikmatnya tidur, ya pas lagi ngantuk-ngantuknya.” Maka jangan kaget kalau santri mau nerima makan dengan lauk apa saja, tidur bagaimana dan di mana saja. Dari sana pula timbulah sifat qona’ah dan syukur.

Sekali lagi, ini serius. Kadang, dalam hal apapun, kondisi itu harus pas. Momen. Bahkan, sedekah sedikit pada orang yang membutuhkan itu lebih baik dari pada sedekah banyak pada orang yang nggak membutuhkan. Sedekah nasi padang ke orang yang haus habis lari Sulawesi-Aceh, percuma. Bukan momennya. Mereka nggak butuh itu. Hanya air.

Dengan begitu, jadi jelas. “Senikmat-nikmatnya bertemu, ya pas lagi rindu-rindunya.”

Terus dibilang, “aku nggak butuh semua pemberian kamu. Kamu selalu ada aja, aku udah senang.”

Uluhuluh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baik

Dosa

Dompet