Nokturnal
Lu pernah nggak sih, gelisah aja nggak bisa tidur? Miring kanan, miring kiri. Meringkuk, terlentang, tengkurap. Meski dipaksa merem, tetap aja nggak bisa tidur. Kita emang bukan tipe-tipe insomnia. Tapi nggak tau kenapa, malam ini malah jadi nokturnal.
Akhirnya, kita lihat langit-langit itu. Pikiran deras mengalir di sana.
Ke mana-mana. Tiba-tiba aja otak penuh bayang-bayang. Kejadian hari ini yang
seolah berputar monoton tanpa henti. Makan-belajar-tidur, makan-belajar-tidur.
Gitu aja terus.
Terus juga kadang kita mikir sampai jauh. Sampai dalam. Besok jadi apa?
Bisa sukses nggak? Apa kata orang tua? Wajah dan harap-harap mereka hadir
begitu aja penuh risau. Pikiran dan semua kata sukses yang merumit, masih
sempat-sempatnya malam membawa bayang dia. Kenapa lebih cuek? Ke
mana aja? Dan segala ucap dan perasaan yang tertahan, hanya bisa
terpendam dalam-dalam. Sebegitu melelahkannya untuk suka dengan seseorang.
Semua penuh cemas.
Wahai malam, bagaimana caranya pulas?
Komentar
Posting Komentar