Bahagia?

Bahagia adalah hak semua orang. Bahagialah. Silahkan. Asal tak ganggu bahagia orang lain. Tapi, sayangnya, sempitnya otak kita, memandang bahagia hanya dari satu sisi. Harta, uang, kekayaan, yang dijadikan acuan. Orang mengira, kita kaya kita bahagia. Padahal tak gitu konsepnya. Uang bukan segalanya.

Semua orang mungkin bisa membeli rumah semewah-mewahnya. Tapi, tak semua orang dapat membeli kenyamanan dalam rumah. Semua orang mungkin bisa membeli kasur empuk semahal-mahalnya. Tapi, tak semua orang dapat membeli tidur nyenyak dan mimpi-mimpi indah. Semua orang mungkin bisa membeli makanan enak dan bergizi; daging, beras, sayur, buah, susu. Tapi, tak semua dapat membeli sehat.

Kalian pikir, para artis kaya raya idaman kalian itu hidupnya pasti bahagia? Media sosial hanya tentang drama dan followers. Justru tak sedikit dari mereka yang malah terjebak narkotika dengan mengonsumsi diazepam atau nitrazepam sebagai penenang. Tak sedikit juga artis-artis kaya raya dengan followers yang berpuluh-puluh juta itu mati gantung diri menanggung beban batin. Mengenaskan.

Malah tak menafikan bahagia itu bisa saja bersarang pada rumah petak pojok sawah itu. Senyum-senyum yang terpancar dari wajah bersahaja, ibu dan 2 anaknya, menyambut bapak pulang. Mereka makan bersama. Orang tua itu mengalah untuk satu centong nasi dan 2 potong tempe untuk lahap anaknya. Bersyukur masih bisa makan. Bahagianya sederhana. 

Lalu, bagaimana bahagiamu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepompong

Klausa

Mekar