Klotak-Klotak
Indonesia, negara yang solid. Kompak. Termasuk hal-hal yang disenangi. Banyak hal yang disukai untuk dijadikan isu. Berbagai genre; politik, komedi, asmara, kuliner, dan macam-macam. Meskipun tarafnya pasang surut. Saling berganti.
Ini yang
lagi ramai, lato-lato. Kita semua tau, permainan itu lagi nge-trend akhir-akhir
ini. Entah tua atau muda. Jangan ditanya bocil-bocil. Ya, pendapat gua, sama
aja, plus minus. Plusnya, jadi banyak konten menghibur dan tuh bocil-bocil jadi
kagak pada main hp. Minusnya, ya itu, berisik. Klotak-klotak.
Tapi, serius
dah. Jangan pada main lato-lato. Bahaya. Bahasa psikologinya ntar kena sugesti
hipnotik. Kehipnotis. Mengganggu kesadaran. Jadi, pas lato-lato dimainin,
klotak-klotak. Lebih dalam. Klotak-klotak. Dilihatin terus. Klotak-klotak. Bola
lato-lato yang ke atas ke bawah tanpa sadar pemain jadi kehipnotis. Amaterasu.
Jadi, nggak heran kalau lu nemu bocil main lato-lato diam aja. Mata melotot,
tatapan kosong, muka merah, gigi kuning, leher hitam, ketek ijo. Sugesti
hipnotik. Kehipnotis.
Tak hanya
yang main, lato-lato juga berbahaya bagi yang jual. Efeknya sama. Sugesti
hipnotik. Kehipnotis. Contohnya, kemarin ada bapak-bapak penjual lato-lato
di tepi jalan. Ngebul debu-debu. Bengong aja ngelihatin gerobaknya. Tatapan
kosong. Sepi.
“Pak?”
Komentar
Posting Komentar