Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

Kuliner

Sudah kuperingatkan, sebaiknya, jauhin teman yang pecinta kuliner: makan. “Kenapa begitu?” Sudah bermaklum tak perlu kaget punya teman pecinta kuliner yang suka makan, apalagi kalau sedang lapar, apalagi kalau sedang berselera. Mungkin kalian terheran dengannya yang membeli 2 porsi Nasi Padang Pak Kumis yang memiliki porsi kuli itu: sebungkus pun belum tentu habis dimakan 2 orang. Aku malah heran kenapa ia hanya membeli 2 bungkus yang padahal biasanya 3 bungkus dan masih sempatnya menyikat batagor, sempol, dan beberapa potong gorengan sampai bersendawanya: apakah ia yakin bisa kenyang dan puas? Kamu salah jika 2 bungkus itu akan berbagi, apalagi jika sedang berlauk rendang. Nyatanya aku pun beli sebungkus dengan lauk ayam hijau yang tentunya dengan nasi setengah porsi. Aku minum air putih, ia 3 gelas es teh dan jumbo. Baca do’a dan tiba-tiba, gelap. “Aku di mana?” “Aku di mana?” “Kok basah, dingin? “Kok bau rendang?” Di ujung ruang itu aku yang bertanya-tanya, tampak

Founder

Cukup membingungkan, tentu kaget, menanggapi kabar ini: berangkat ke Kebumen. Tiba-tiba saja, hari itu, Pimred mengabarkan sebuah hal, perihal project haul di suatu pondok pesantren di Kebumen yang kebetulan masih dimiliki seorang alumni. Hanya sebatas itu. Untuk ngapainnya, nggak begitu jelas: “penting, budal’o!” katanya tegas. Menerawang untuk apa dan bagaimana, perihal acara haul. Diutus berdua membawa label ini cukup berspekulasi kata kenapa: untuk megang alat, kenapa nggak Si Bakwan karena bidangnya? Untuk tenaga, kenapa nggak Si Said karena pendekar silat? Untuk finansial, kenapa nggak Si Abidzar karena anak DPR? Untuk nulis pun, kenapa nggak Si Rohman karena jelas ia koordinator literasi? Probabilitas value yang muncul: mungkin karena gua yang tukang begadang? Itu poin yang berusaha gua tekankan dan husnudzoni. Sedangkan, untuk partner, Kang Haidar, jelas SOP-nya sebagai top player editor. Dengan perbekalan seadanya, gua bangun positivity sepenuhnya: diniati belajar, ja